Rabu, 23 Maret 2011

isi kalbu

hari ini awal kisahku menulis dalam sebuah catatan perjalanan hidupku.
banyak orang yang tidak tahu tentang diriku
aku datang untuk belajar dan mencari masa depan yang sejahtera dan sederhana. 
bukan cari musuh ataupun lawan dalam hidup di negri orang ini.
hari hariku ku lalui dengan kebimbangan untuk selalu berpikir akan masa depan... ingin bekerja tpi ga ada kerjaan . bingung dan selalu bingung setiap hari. padahal orang selalu menilaiku bahagia dan senang. jalan tiap hari, makan tiap hari, senang tiap hari . 
usia terbilang cukup untuk bekerja, namun karena masih sekolah aku terlalu sulit untuk berpikir bekerja. 
di saat ini sedang menyelesaikan penelitian yang ku bilang aku mampu ternyata. .. itu sulit ku hadapi. banyak hal yang harus aku lalui.
aku sebenarnya tak pernah bermasalah dengan siapapun dan berusaha selalu membantu siapapun
tpi pada kenyataannya aku akan menghadapi sesuatu yang aku tidak terlibat permasalahan antara 2 orang belah pihak tpi aku terkekang akan hal itu. kemana aku harus mengadu ... aku dibilang orang macam2 ,.. biarlah. yang penting aku tidak melakukannya. aku ingin maju tpi pergerakan selalu di batasi akan hal yang menurutku itu tidak ada hubungannya dengan ku.
sebatas apa kaki ini melangkah selalu merasa ingin jaga nama baik mereka. namun resikonya aku  jadi begini. terkekang dengan keadaan. mungkin cukup dengan kesabaran dan berusaha mencari jalann lain itu langkah yang harus aku lakukan. agar tidak saling menciderai kedua belah pihak tersebut. sikanan dan sikiri, sipro dan sikontra. ...

Berdoa lah aku.
Ya tuhan , permudahkan lah langkah umatmu ini dalam menghadapi perjalanan ini. berikanlah karuniamu untuk selalu melangkah di jalan yang benar dan kebaikan. 

Rabu, 02 Maret 2011

Hubungan Antara Pancasila dan UUD 1945

Pak Rizal terkenal sebagai guru yang galak. Suatu hari beliau mengajak diskusi dengan melempar pertanyaan, “Bagaimana hubungan Pancasila dengan UUD45?”

Karena mungkin kelas tegang, tak ada seorang muridpun yang mau mulai memberi komentar atau menjawab.

Selang beberapa menit kelas masih diam, pak Rizal menunjuk Abong.

“Bong! Bagaimana hubungan Pancasila dengan UUD 45?”

Dengan tegas Abong menjawab, “Baik-baik aja, Pak!”